Tokoh tokoh Indonesia yang menyatakan Mazhab Syi’ah Imamiyah Itsna ‘Asyariah Ushuliyah tidak sesat dan merupakan bagian dari Islam
Para pembaca….
Ada pihak pihak yang menuduh syi’ah sesat, ada yang menuduh NU
sesat, itu semua tuduhan yang cuma merusak islam.. Web MPTTS merajut
persatuan umat islam, dukunglah web ini !! MPTTSS = Majelis Persatuan Tauhid Tasawuf Sunni Syi’ah
.
Ulama dari Indonesia yang meneliti Syi’ah di antaranya adalah Prof
Dr H Abu Bakar Atjeh (beliau adalah seorang ahlu sunnah) yang karyanya
diterbitkan dengan judul “Syi’ah Rasionalisme dalam Islam” yang dalam
bukunya beliau mengutip pendapat Prof. Hamka yang menyebutkan bahwa
madzhab Syafi’i yang dianut mayoritas muslim Indonesia lebih dekat
dengan madzhab Syi’ah. Dalam bukunya tidak disebutkan peran Abdullah bin
Saba’ dalam pendirian Islam, malah beliau menunjukkan bahwa syi’ah
dilahirkan oleh Rasulullah S.A.W.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Marzuki Alie
Ketua DPR: Aliran Syiah Tidak SesatSenin, 27 Agustus 2012 | 14:40
Marzuki Ali (Ketua DPR RI):“ Syi’ah
itu mahzab yang diterima di negara manapun diseluruh dunia, dan tidak
ada satupun negara yang menegaskan bahwa Islam Syi’ah adalah aliran
sesat “(okezone.com)
Hal itu dikatakan Marzuki Alie di Jakarta, Senin (27/8), menjawab pers terkait kerusuhan di Sampang, Madura, Jawa Timur.
Menurut Marzuki, kalau MUI sudah mengeluarkan fatwa itu tidak sesat, maka persoalan sekarang adalah kenapa masih muncul konflik? Itu pasti sosialisasi keputusan MUI yang masih kurang.
“Itu tugas Kementerian Agama dan MUI,” katanya. Kalau pun sosialisasi sudah dilakukan dan masih juga konflik terulang, kata dia, maka pasti ada yang salah di tahapan sosialisasinya.
Taushiyah Sesepuh Bangsa Prof.Dr.KH. Ali Yafie Untuk Umat Islam
KH. Alie Yafie (Ulama Besar Indonesia):“Dengan tergabungnya Iran yang mayoritas bermazhab Syiah sebagai negara Islam dalam wadah OKI tersebut, berarti Iran diakui sebagai bagian dari Islam. Itu sudah cukup. Yang jelas, kenyataannya seluruh dunia Islam, yang tergabung dalam 60 negara menerima Iran sebagai negara Islam.”(tempointeraktif)Muhammad Jusuf Kalla | |
---|---|
10th Vice President of Indonesia |
Jusuf Kalla (Mantan Wakil Presiden RI):
“ Harus ada toleransi terhadap perbedaan karena perbedaan adalah rahmat ” (tempo.co)
“ Harus ada toleransi terhadap perbedaan karena perbedaan adalah rahmat ” (tempo.co)
MAHFUD MD TERIMA CEDERA MATA DARI JAKOB OETAMA -
.
Mahfud MD: Madura Rukun, Salawat Sunni Pun Sebut Syiah
Muhammad Mahfud MD (Ketua MK):“ Kalau
saya mengatakan semua keyakinan itu tidak boleh diintervensi oleh
negara. Keyakinan itu tak boleh diganggu orang lain, kecuali dia
mengganggu keyakinan orang lain,”(Okezone.com)
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD lahir dan dan
besar di pondok pesantren di Madura. Sejak kecil hingga dirinya kini
menjadi tokoh nasional, tak pernah ada konflik Sunni dan Syiah di
Madura.
“Saya orang Madura, sejak bayi hingga umur 16 tahun saya hidup dan besar di Madura. Dari dulu tidak ada konflik Sunni dan Syiah. Itu baru muncul 2010. Di Madura tidak pernah dipermasalahkan aliran-aliran itu. Semuanya hidup berdampingan secara damai. Di Madura juga ada gereja, kelenteng. Dari dulu orang Madura berbeda-beda agama dan aliran, tapi tidak ada apa-apa,” ujar Mahfud MD saat memberi ceramah dalam acara Halal Bihalal Karyawan Kompas Gramedia di Halaman Gedung Oranye Kompas Gramedia, Jakarta, Kamis (6/9/2012).
Ditambahkan Mahfud, orang Madura baru marah jika istrinya digoda orang lain. “Selama ini tidak ada apa-apa. Yang masalah, kalau istri diganggu orang,” ujar Mahfud sambil tersenyum.
Menurut Mahfud, konflik Syiah dan Sunni di Madura itu terjadi baru belakangan ini. Mahfud yang besar di pondok pesantren, menceriterakan hidup rukunnya Syiah dan Sunni yang sampai digunakan dalam salawat.
“Saat bersalawat, orang Sunni juga mengakui (kekhalifahan) Syiah. Contohnya ahlul bayt itu kerap disebut dalam salawat. Dan selama ini enggak apa-apa,” jelas Mahfud.
Bahkan dalam doa warga Sunni di Madura juga menyebut detail keturunan Nabi Muhammad yang dipercaya menjadi khalifah. “Itu enggak apa-apa, tidak ada masalah selama ini,” lanjut Mahfud.
Seperti diketahui, kaum Sunni mengakui bahwa khulafur rasyidin atau empat khalifah yakni Abu Bakar, Umar Bin Khatab, Ustman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib. Sedangkang kaum Syiah hanya mengakui Ali Bin Abi Thalib sebagai khalifah. Kaum Syiah menganggap, penerus sah kepemimpinan Muhammad SAW adalah Ali dan lalu diteruskan imam yang suci dari kalangan Ahlul Bayt (keluarga Nabi Muhammad SAW).
Menurut dia, masalah keyakinan tidak boleh diintervensi oleh pihak manapun, termasuk negara sekalipun.
“Kalau saya mengatakan semua keyakinan itu tidak boleh diintervensi oleh negara. Keyakinan itu tak boleh diganggu orang lain, kecuali dia mengganggu keyakinan orang lain,” jelasnya.
.
Menurut Mahfud MD budaya NU mengamalkan ajaran Syiah seperti Ahlul
Kisa (Keutamaan Rasulullah, Sayyidah Fatimah, Sayidina Ali b. Abi
Thalib, Sayidina Hasan dan Sayidina Husayn) yang menjadi hafalan
masyarakat Sampang dan NU pada umumnya.
Ayatullah Ali Taskhiri dan Syekh MolaviEshak Madani mengapit Prof. Dr. Umar Shihab
Fatwa Politikfatwa MUI Pusat tahun 1984 tentang bahaya Syiah sebagai sebagai fatwa berbau politik. Alasannya, 5 tahun sebelumnya Iran baru saja melakukan revolusi dan Indonesia takut revolusi itu akan ke negaranya.
“MUI tahun 1984 keluarkan fatwa untuk waspadai Syiah, jelas itu adalah suatu konotasi politik. Fatwa MUI Pusat adalah fatwa politik,” terangnya.
“Slamet Effendi (Ketua PBNU dan Ketua MUI Pusat, red) di Depdagri menjelaskan latar belakang fatwa waspada Syiah yang dikeluarkan pada tahun 1984. Sebab baru saja Iran itu revolusi dan Indonesia takut revolusi itu akan ke negaranya,” jelasnya tambahnya.
Saat bertemu dengan para pelajar Indonesia di Qom (Selasa, 13 Oktober 2009) beliau tidak bisa menyembunyikan rasa harunya ketika mendapatkan kesempatan dan taufik dari Allah Swt. untuk berziarah pertama kalinya ke makam kakek beliau, Imam Ali ar-Ridha. Bagi beliau, sosok Imam Ridha adalah teladan bagi seluruh umat Islam.
Tokoh Islam yang sejak kecil bercita-cita untuk mempersatukan barisan kaum Muslimin ini menghimbau para pelajar Indonesia di Iran supaya menjadi dai-dai yang menyerukan persatuan dan menghindari timbulnya perpecahan di tengah umat Islam. Beliau sangat anti terhadap gerakan takfiriah (usaha mengkafirkan sesama muslim) hanya karena perbedaan masalah furu’ (masalah cabang alias tidak prinsip). Beliau sangat mengapresiasi upaya serius ulama-ulama Iran di bidang pendekatan antara pelbagai mazhab Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar